Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membanggakan hasil pencapaiannya selama 2010. Salah satunya, Yudhoyono bangga Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai US$700 miliar berada di peringkat 16 dunia.
Hal tersebut diungkapkan Yudhoyono pada saat membuka Rapat Kerja Pelaksanaan Program Pembangunan yang dihadiri seluruh menteri dan gubernur dan bupati se-Indonesia. Paparan yang menyebutkan keberhasilan SBY itu salah satunya pencapaian pemerintah dalam mencapai rekor baru dalam indikator ekonomi.
Beberapa yang mencapai rekor yaitu pendapatan per kapita yang US$3000 per tahun, cadangan devisa yang mencapai US$96,2 miliar per 31 Desember 2010, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat rekor dan mencatat kinerja terbaik se Asia Pasifik. IHSG akhir tahun 2010 ditutup di level 3.703,51 atau menguat sebesar 46,13 persen sepanjang 2010.
"PDB Indonesia juga masuk peringkat 16 dunia," ujar Yudhoyono di Jakarta Convention Center, Senin, 10 Januari 2011.
Pada 2009, posisi PDB Indonesia masih berada di peringkat 18, masih di bawah Turki yang berada di posisi 17.
Lantas, apa saja klaim keberhasilan SBY yang dipaparkan di acara tersebut?
Pertama, ekonomi terus tumbuh dan berkembang dengan fundamental yang makin kuat. Hal itu ditunjukkan dengan capaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan daya saing Indonesia yang meningkat di percaturan global.
Kedua, sejumlah indikator kesejahteraan rakyak mengalami kemajuan.
Ketiga, stabilitas politik terjaga dan kehidupan demokrasi makin berkembang. Hal itu ditunjukkan dengan check and balances antara pemerintah pusat dan DPR, pemilu yang berjalan lancar.
Keempat, pemberantasan korupsi, terorisme, dan narkoba mencatat sejumlah prestasi meski terjadi berapa kasus besar dan kelemahan dalam penegakan hukum.
Kelima, keamanan dalam negeri terjaga dengan baik, meski ada konflik komunal berskala kecil.
Keenam, iklim investasi dan pelayanan publik di banyak daerah mengalami kemajuan meski masih terjadi hambatan birokrasi.
Ketujuh, kemiskinan dan pengangguran dapat terus diturunkan meski rawan dengan gejolak perekonomian dunia.
Kedelapan, beberapa indkator ekonomi penting mencatat rekor baru dalam sejarah. Yudhoyono menyebutkan beberapa yang mencapai rekor itu adalah pendapatan per kapita, cadangan devisa, IHSG yang naik dan menyentuh rekor sepanjang sejarah. "Yang jelas kita masuk G20," ujar SBY bangga.
Kesembilan, upaya pengembangan UMKM, termasuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) berjalan makin baik di seluruh daerah.
Kesepuluh, Indonesia makin berperan dalam hubungan internasional dan ikut mengatasi krisis ekonomi global, memelihara perdamaian dunia dan bekerjasama dalam mengatasi perubahan iklim.
Pertama, ekonomi terus tumbuh dan berkembang dengan fundamental yang makin kuat. Hal itu ditunjukkan dengan capaian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan daya saing Indonesia yang meningkat di percaturan global.
Kedua, sejumlah indikator kesejahteraan rakyak mengalami kemajuan.
Ketiga, stabilitas politik terjaga dan kehidupan demokrasi makin berkembang. Hal itu ditunjukkan dengan check and balances antara pemerintah pusat dan DPR, pemilu yang berjalan lancar.
Keempat, pemberantasan korupsi, terorisme, dan narkoba mencatat sejumlah prestasi meski terjadi berapa kasus besar dan kelemahan dalam penegakan hukum.
Kelima, keamanan dalam negeri terjaga dengan baik, meski ada konflik komunal berskala kecil.
Keenam, iklim investasi dan pelayanan publik di banyak daerah mengalami kemajuan meski masih terjadi hambatan birokrasi.
Ketujuh, kemiskinan dan pengangguran dapat terus diturunkan meski rawan dengan gejolak perekonomian dunia.
Kedelapan, beberapa indkator ekonomi penting mencatat rekor baru dalam sejarah. Yudhoyono menyebutkan beberapa yang mencapai rekor itu adalah pendapatan per kapita, cadangan devisa, IHSG yang naik dan menyentuh rekor sepanjang sejarah. "Yang jelas kita masuk G20," ujar SBY bangga.
Kesembilan, upaya pengembangan UMKM, termasuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) berjalan makin baik di seluruh daerah.
Kesepuluh, Indonesia makin berperan dalam hubungan internasional dan ikut mengatasi krisis ekonomi global, memelihara perdamaian dunia dan bekerjasama dalam mengatasi perubahan iklim.
"Pada tahun 2011 kita laksanakan East Asia Summit, dan sejumlah pertemuan internasional. Ini menunjukkan kita semakin berperan pada dunia internasional," ujarnya.