Fenomena bunuh diri yang belakangan banyak terjadi di pusat perbelanjaan dianggap berpotensi menular. Pemberitaan media dianggap bisa jadi salah satu sebab.
"Media menjadi sumber penularan. Pemberitaan yang tergambar dengan detail dapat memicu orang untuk mencoba melakukan hal ini," ujar psikolog dari Universitas Indonesia, Tiwin Herman, yang juga pengasuh situs janganbunuhdiri.net kepada VIVAnews.com
Kenapa demikian?
"Media menjadi sumber penularan. Pemberitaan yang tergambar dengan detail dapat memicu orang untuk mencoba melakukan hal ini," ujar psikolog dari Universitas Indonesia, Tiwin Herman, yang juga pengasuh situs janganbunuhdiri.net kepada VIVAnews.com
Kenapa demikian?
Menurut Tiwin pelaku bisa mendapat inspirasi dari pemberitaan semacam itu dan kemudian ikut-ikutan bunuh diri untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang melilitnya. "Ketika seseorang tidak bisa berpikir, maka pikiran untuk mati itu kuat, dan yang paling cepat itu bunuh diri," ujarnya lagi
Ditambahkan Tiwin, juga ada unsur balas dendam pada pelaku bunuh diri di tempat umum seperti di mal. Dengan peristiwa itu, korban seakan melimpahkan aib kepada keluarga atau orang lain yang dianggap sebagai penyebab aksi bunuh diri itu.
Seperti luas diberitakan, dalam rentang kurang dari dua bulan, sudah enam kali terjadi peristiwa bunuh diri dengan menerjunkan diri dari lantai atas di pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta.
Kabar terbaru, Selasa kemarin, 4 Januari 2011, Hendrik Cendana mengempaskan diri dari lantai tiga Gajah Mada Plaza, Jakarta Pusat. Dia tewas dengan luka mengenaskan.
Sehari sebelumnya, Agus Wartono juga melakukan aksi nekat serupa. Dia terjun dari lantai 6 Blok M Square. Dia bunuh diri karena diduga depresi setelah diserang stroke. Sebelum bunuh diri, seorang saksi mengatakan Agus sempat menanyakan letak musala. Tapi, bukannya beribadah, dia malah terjun bebas hingga kepalanya pecah.
Sepekan sebelumnya, 28 Desember 2010, Gendra Aldysa terjun dari lantai 15 Apartemen Hamtons Park, Cilandak, Jakarta Selatan. Persoalannya sepele. Dia bunuh diri gara-gara tak diberi uang oleh orangtuanya untuk menonton final Piala AFF 2010.
Pada 20 Desember 2010, giliran FX Plaza. Kuang Young meloncat dari lantai 3 dan tewas seketika.
Yang lain terjadi pada 30 November 2010. Seorang pria tewas bunuh diri setelah melompat dari lantai 4 Mal Ciputra. Di hari yang sama, insiden serupa terjadi di Gajah Mada Plaza. Pelakunya adalah Suhunan Sjahrir, 44 tahun. Dia meloncat dari lantai 7 dan tewas dengan kepala berantakan.
Kabar terbaru, Selasa kemarin, 4 Januari 2011, Hendrik Cendana mengempaskan diri dari lantai tiga Gajah Mada Plaza, Jakarta Pusat. Dia tewas dengan luka mengenaskan.
Sehari sebelumnya, Agus Wartono juga melakukan aksi nekat serupa. Dia terjun dari lantai 6 Blok M Square. Dia bunuh diri karena diduga depresi setelah diserang stroke. Sebelum bunuh diri, seorang saksi mengatakan Agus sempat menanyakan letak musala. Tapi, bukannya beribadah, dia malah terjun bebas hingga kepalanya pecah.
Sepekan sebelumnya, 28 Desember 2010, Gendra Aldysa terjun dari lantai 15 Apartemen Hamtons Park, Cilandak, Jakarta Selatan. Persoalannya sepele. Dia bunuh diri gara-gara tak diberi uang oleh orangtuanya untuk menonton final Piala AFF 2010.
Pada 20 Desember 2010, giliran FX Plaza. Kuang Young meloncat dari lantai 3 dan tewas seketika.
Yang lain terjadi pada 30 November 2010. Seorang pria tewas bunuh diri setelah melompat dari lantai 4 Mal Ciputra. Di hari yang sama, insiden serupa terjadi di Gajah Mada Plaza. Pelakunya adalah Suhunan Sjahrir, 44 tahun. Dia meloncat dari lantai 7 dan tewas dengan kepala berantakan.