Gara-gara Anjing, Amuk Massa Nyaris Terjadi di Perumahan Sidoarjo

Sidoarjo - Ketenangan Perumahan Oma Pesona Buduran Sidoarjo pecah. Puluhan warga nyaris menghakimi Andrias (20) gara-gara memelihara 4 ekor anjing di perumahan yang berada di Desa Sidokepung itu.

Amuk massa itu nyaris terjadi dipicu dengan sikap Andrias yang selama ini ngotot memelihara anjingnya meski warga setempat tidak menghendakinya. Pemuda yang menyewa rumah di G2/29 itu tidak menghiraukan keberatan warga meski pernah ditegur.

Kemarahan warga pun mencapai anti klimaks pada Sabtu Pukul 22.00 Wib (19/2/2011). Warga berkumpul dan memaksa Andrias yang saat itu bersama 4 rekannya, dua diantaranya perempuan untuk mengeluarkan anjing kesayangannya jenis Siberian Husky yang sekilas merip serigala, Samoyet dan Ciwawa.



Warga yang diwakili Ketua RT 37 Tery Martanto dan sejumlah tokoh masyarakat pun mengajak berunding Andrias. Andrias sempat meminta waktu enam bulan untuk memindahkan anjingnya. "Saya sudah beli rumah tapi belum jadi, saya minta waktu," pintanya.

Namun warga yang saat itu sudah emosional pun menolak. "Malam ini harus dikeluarkan anjing itu dari perumahan. Anda itu menyewa rumah kok digunakan sebagai kandang," teriak Ronie Wahyudi, warga yang berkerumun di depan rumah.

Demikian Helmi. Warga yang tinggal persis di belakang rumah Andrias itu juga mengeluhkan bau dan suara gonggongan anjing. "Anda juga kubur satu anjing yang mati di belakang kan, dan itu dekat dengan sumur saya. Besok harus digali dan dipindah bangkainya," tegas bapak dua anak bertubuh subur itu.

Harry yang tinggal persis di sebelah rumah Andrias juga menyatakan senada dengan Helmi. "Sudah saya tegur tapi tidak dihiraukan," katanya. Melihat kemarahan warga itu, Andrias yang mengaku berasal dari Gubeng Kertajaya Surabaya itu pun akhirnya menyerah. Ia menyanggupi untuk tidak lagi memelihara anjing di rumah yang disewa melalui sistem oper kontrak itu. 

Namun suasana menjadi panas ketika seorang warga yang berbadan kekar masuk dan marah karena selama ini sikap Andrias menyepelekan RT dan warga. Perkelahian pun nyaris terjadi. 

"Anda kan pernah saya peringatkan bahwa warga tidak suka ada anjing di sini. Di perumahan ini pernah ada anak dikoyak-koyak anjing milik warga. Kita tidak ingin itu terjadi tahu," kata warga tersebut yang memang sebelumnya nyaris berkelahi dengan Andrias itu.

Namun pertemuan yang melibatkan tokoh masyarakat diantaranya Madiran, Helmi dan Heri itu akhirnya bisa mendinginkan suasana. "Sudah pak, Andrias sudah menandatangani perrnyataan dan malam ini juga membawa anjingnya keluar dari perumahan," kata Tery Martanto.

Akhirnya emosional warga pun mereda setelah menyaksikan langsung keempat anjing dibawa pergi dengan menumpang Daihatsu Xenia. "Jangan lupa, Anda belum menikah jangan sampai tinggal satu rumah. Kalau ketahuan akan kita gerebek," teriak warga kepada kelima penghuni itu. "Itu tunangan saya, dan dia hanya kebetulan main di sini," kilah Andrias.

Menurut Tery Martanto, kemarahan warga di Cluster Citra itu sangat wajar karena masih trauma dengan kejadian beberapa waktu lalu. "Saat itu kan ada anjing warga yang lepas danmenerkam anak-anak hingga luka parah," terang Tery Martanto kepada wartawan.

Yang juga patut disesalkan, kata Tery, Andrias menempati rumah yang disewanya Rp 4 juta itu juga tidak pernah melapor ke RT maupun ke koordinator sektor di perumahan itu. Dedi Sulistyo, pemilik rumah yang ikut dalam pertemuan itu juga kecewa. 

"Andrias ini tidak pernah ngabari saya kalau nyewa dari orang yang terdahulu. Dan si penyewa pertama juga tidak ngabari saya. Saya bisa gembok rumah malam ini juga karena pelanggaran perjanjian," tegasnya

SEKITAR KITA Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger